Sepanjang 2020, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) mencatatkan laba bersih senilai Rp 1,60 triliun. Angka ini meroket 665,71 persen dibandingkan realisasi pada 2019 yang tercatat sebesar Rp 209 miliar.
“Di tengah tekanan pandemi, Bank BTN sukses meraih laba bersih senilai Rp 1,60 triliun pada kuartal IV 2020, melambung tinggi dari posisi Rp 209 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya,” ujar Plt Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu dalam konferensi pers Paparan Kinerja BTN 2020, Senin (15/2).
Nixon menjelaskan sektor perumahan menjadi penopang suburnya pundi-pundi laba BTN. Sebab sektor tersebut justru bergerak positif di tengah koreksi pertumbuhan ekonomi akibat pandemi COVID-19.
Nixon merinci, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi tumbuh sebesar 8,63 persen yoy menjadi Rp 120,72 triliun per kuartal IV 2020. Sektor ini menurut Nixon menjadi penopang utama pertumbuhan kredit di BTN. Sehingga dengan pertumbuhan KPR Subsidi yang positif tersebut, kredit perumahan BTN secara total naik sebesar 2,29 persen yoy menjadi Rp 234,78 triliun per kuartal IV 2020.
Di sisi pendanaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) BBTN juga menguat dengan cost of fund (CoF) yang membaik. DPK bank spesialis pembiayaan perumahan tersebut mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 23,84 persen yoy dari Rp 225,4 triliun pada kuartal IV 2019 menjadi Rp 279,13 triliun pada kuartal IV 2020.
Peningkatan DPK Bank BTN didominasi oleh kenaikan giro sebesar 38,24 persen menjadi Rp 72,04 triliun per kuartal IV 2020. Dengan peningkatan DPK tersebut, loan to deposit ratio (LDR) BBTN pun terus turun ke level 93,19 persen pada kuartal IV 2020 dari 113,50 persen di kuartal IV 2019. CoF perseroan juga terus mencatatkan penurunan menjadi 4,79 persen di kuartal IV 2020 dari 5,68 persen di kuartal IV 2019.
Selain itu Capital Adequacy Ratio (CAR) perseroan per kuartal IV 2020 tercatat naik 202 bps menjadi 19,34 persen. Dengan peningkatan di seluruh lini bisnis tersebut, aset Bank BTN tumbuh 15,85 persen yoy menjadi Rp 361,20 triliun pada kuartal IV 2020. Posisi tersebut naik dari Rp 311,77 triliun di kuartal IV 2019.
“Ini akan berdampak sangat positif dalam mendorong ekonomi nasional dan kami optimistis BTN akan dapat memainkan perannya dengan baik sebagai salah satu lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional,” tutup Nixon.