Kandidat ekstrem kanan Prancis, Marine Le Pen, ingin melarang ritual penyembelihan tanpa bius dengan alasan hak hewan. Minoritas Yahudi dan muslim mengecam usulan itu sebagai serangan terhadap kebebasan beragama
Sarah Gutmann mengutarakan perasaan tak nyaman saat menyiapkan makan siang di kediamannya di Paris, Prancis. Percakapan berpusar pada pemilu presiden tahun 2022 dan betapa kandidat ekstrem kanan, Marine Le Pen, berusaha mencampuri kebebasan beragama.
Gutmann, seorang Yahudi, khawatir terhadap rencana Le Pen melarang praktik penyembelihan hewan menurut agama. Hal ini bertentangan dengan kewajiban di dalam Islam atau Yahudi untuk hanya mengkonsumsi daging halal atau kosher.
“Menyerang cara kita makan adalah pelanggaran privasi dan merupakan hal yang serius,” kata dia. “Tujuannya adalah menyudutkan minoritas dan mengirimkan sinyal ke pemilih yang punya sikap antipati terhadap minoritas ini,” tukasnya lagi.
Bersama suaminya, Benjamin, dan anak laki-lakinya, dia berniat meninggalkan Prancis jika kandidat ekstrem kanan itu mengalahkan Presiden Emmanuel Macron dalam pemilu putaran kedua pada Minggu (24/4) pekan depan.
Kemudahan serupa tidak dimiliki Hayat Ettabet, seorang perempuan muslim Prancis, yang mengaku akan terpaksa menyembelih hewan secara ilegal di rumah sendiri, tepatnya “di kamar mandi, kembali seperti dulu lagi,” kata dia.
Diskursus soal hak hewan
Le Pen mendukung gagasan untuk membius hewan dengan cara disetrum terlebih dulu sebelum disembelih. Komunitas Muslim dan Yahudi, serta sejumlah pegiat hewan, sebaliknya beralasan, praktik setrum tidak mengurangi, malah menambah rasa sakit pada hewan dan sebabnya ditolak.
Sebagai jalan tengah, Le Pen mengatakan, pemerintahannya akan membuka keran impor daging halal untuk menggantikan produksi nasional yang perlahan akan diturunkan volumenya. Dia mengaku “tidak akan menutup toko daging halal atau kosher di Prancis.”
-
Emmanuel Macron Presiden Baru Perancis
Mantan Bankir dengan Gaji Selangit
Sebelum bekerja sebagai bankir investasi di Rothschild & Cie Banque, Macron bekerja sebagai inspektur keuangan kementrian ekonomi Perancis. Tahun 2008, ia membayar 50.000 Euro untuk bisa keluar dari ikatan dinas dengan pemerintah dan bekerja sebagai bankir. Dalam kampanyenya, Macron berjanji akan membuat Perancis menjadi negeri yang lebih ramah bisnis dan mengurangi pajak perusahaan.
-
Emmanuel Macron Presiden Baru Perancis
Istrinya 24 Tahun Lebih Tua
Ia berkenalan dengan istrinya di usia 15 tahun. Saat itu Brigitte Marie-Claude Trogneux adalah guru bahasa Perancisnya, telah menikah dan memiliki anak. Setelah bercerai dari suami pertamanya, Trogneux dan Emmanuele Macron menikah di tahun 2007. Mereka tidak memiliki anak bersama, tapi Trogneux, 63 tahun, memiliki 3 anak dan tujuh cucu.
-
Emmanuel Macron Presiden Baru Perancis
Perancis Tidak Seharusnya Jadikan Muslim Sebagai Sasaran
“Tidak ada agama yang menjadi masalah di Perancis saat ini,” ujar Macron saat kampanye bulan Oktober 2016. “Negara harus netral karena merupakan jantung dari sekularisme. Kita berkewajiban untuk membiarkan semua orang menjalankan agama mereka dengan adil.”
-
Emmanuel Macron Presiden Baru Perancis
Pro Intervensi di Suriah
Menurut Reuters, Macron ingin meningkatkan anggaran pertahanan hingga dua persen, dari angka 1,8 persen produk domestik bruto (PDB). Ia juga pernah mengatakan, harus ada intervensi internasional di Suriah, jika ada bukti bahwa Bashar al-Assad menggunakan senjata kimia.
-
Emmanuel Macron Presiden Baru Perancis
Politisi Pro Uni Eropa
Marine Le Pen berjanji untuk menarik Perancis dari Uni Eropa seperti Inggris tahun 2016. Namun, Macron adalah pendukung Uni Eropa. Ia ingin ada beberapa perubahan, supaya Uni Eropa lebih kuat lagi. “Sejak 2008 kita gagal membangun Eropa. Sejak 2008 hanya ada generasi terlupakan yang melihat segelintir dari rencana kita terwujud. Tugas kita adalah membangun kembali impian Eropa.”
Tapi dengan populasi muslim dan Yahudi terbesar di Eropa Barat, ancaman larangan produksi daging halal/kosher di Prancis bisa berdampak kepada komunitas di negara lain.
Larangan produksi daging halal atau kosher sejauh ini sudah diterapkan di Denmark, Swedia, Slovenia, Swiss, Islandia dan Norwegia. Tidak lama lagi, kedua wilayah Flandria dan Wallonia di Belgia akan mengikuti langkah serupa. Larangan itu kini digugat oleh Kongres Yahudi Eropa ke Mahkamah Hak Asasi Eropa.
Usulan Le Pen itu ditentang oleh Presiden Emmanuel Macron. Dia menolak “Prancis yang melarang warga muslim dan Yahudi mengkonsumsi makanan sesuai perintah agama.” Dia diunggulkan mendapat 54% dalam jajak pendapat teranyar yang dipublikasikan Kea Partners, Jumat (15/4).
Keunggulannya bisa menipis jika Le Pen mampu memobilisasi pemilih kanan Prancis. Tingkat keikutsertaan pemilu penentuan diprediksi akan berkisar pada angka 69 persen. Secara matematis, Le Pen masih berpeluang menang.
“Kita belum pernah sedekat ini untuk mendapat rejim ekstrem kanan,” kata Gutmann, warga Yahudi Prancis. “Sirene tanda bahaya sudah berbunyi,” timpalnya.
rzn/as (ap,dpa)